MELAFAZKAN NIAT ATAU CUKUP DI DALAM HATI SAJA?

Rabu, 21 Januari 2015
Ada niat yang dilafazhkan semacam “usholli fardhu shubhi …”. Begitu pula halnya dalam hal ibadah puasa, ada niat yang dilafazhkan semacam “nawaitu shouma ghodin”. Namun sudahkah kita meninjau kembali tentang ajaran dari pak kyai atau pak ustadz ini? Seperti inikah yang diajarkan oleh baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Padahal dalam setiap ibadah selain ikhlas lillahi Ta’ala, kita pun harus senantiasa mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Melafazhkan niat sama sekali tidak ada dasarnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak ada contohnhya dari para sahabat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak memerintahkan kepada salah seorang dari umatnya untuk melafazhkan niat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mengajarkannya kepada salah seorang dari kaum muslimin. Seandainya melafazhkan niat memang sudah dikenal di masa kenabian dan disyari’atkan, tentu akan diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya, karena umat ketika itu melakukan ibadah siang dan malam. Pendapat yang menyatakan melafazhkan niat itu tidak ada tuntunannya, itulah pendapat yang lebih kuat.

Kata pelaku bid'ah, melafazkan niat itu baik. Tapi kenapa ya, Rasulullah tidak komat kamit dulu sebelum shalat, entah itu do'a sebelum shalat atau itu niat shalat?

Kalau melafazkan niat itu baik, kenapa Rasulullah tidak mengajarkannya kepada para sahabatnya ya? kan katanya itu kebaikan

Kalau melafazkan niat itu baik, sebagai seorang Rasul, kenapa hal sesepele itu tidak diajarkan oleh Rasulullah ya? Padahal banyak masalah sekecil apapun itu diajarkan oleh Rasulullah

Kalau melafazkan niat itu baik, apakah Nabi lupa mengajarkannya kepada umatnya? Padahalkan Rasulullah sudah bertahun-tahun melaksanakan shalat, puasa, dll, kok bisa lupa ngajarin umatnya untuk melafazkan niat

Kalau melafazkan niat itu baik, baiknya itu menurut siapa ya? Menurut kamu? Emang kamu siapa? Apa kamu pembuat syariat? Apa karena dibumbui bahasa arab dan dihias seakan-akan ajaran agama lantas kamu menganggapnya itu baik?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidak bisa dijawab oleh pelaku bid'ah yang ngeyel. Kenapa? karena mereka beranggapan bahwa bid'ah itu ada yang hasanah dan ada yang dholalah, padahal Rasulullah bersabda bahwa seluruh bid'ah itu sesat, dan inilah keyakinannya para salaf.

Imam Nawawi pernah mengatakan dalam salah satu kitabnya,

لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ

“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan. Masalah ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.”[4] Coba perhatikan baik-baik apa yang beliau utarakan. Letak niat di dalam hati dan tidak perlu dilafazhkan di lisan.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

“Ikutilah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, janganlah membuat amalan yang tanpa tuntunan. Karena petunjuk beliau sudah cukup bagi kalian. Semua amalan tanpa tuntunan adalah sesat.”

Bersatulah dalam Hidayah Al Qur'an dan As Sunnah, Tulisan ini bukan untuk mengadu domba. Justru yang membuat Islam berpecah belah itu adalah orang yang menambah-nambahi dan mengurang-ngurangi ajaran agama. Kalau saja, mereka tidak menambah atau mengurangi ajaran agama, tidak ada lagi perbedaan dan niscaya umat Islam akan terus bersatu dalam indahnya Ukhuwah Islamiyah.

NASIHAT :

1. UNTUK ORANG YANG BELUM TAHU, yuk mulai sekarang kita berniat di dalam hati saja, jangan tiru orang-orang yang ngeyel jika dinasihati. Bersyukur ada orang yang menasihati karena itu tanda cinta dan sayangnya terhadap sesama Muslim

2. UNTUK ORANG YANG NGEYEL, yuk kita berniat di dalam hati saja. Jangan menolak kebenaran yang sudah jelas. Kebenaran itu datangnya dari Allah dan kita tahu yang mana yang benar dan yang mana yang salah dari apa yang sudah dijelaskan oleh Rasul-Nya, kita ikuti saja. Islam itu mudah kok, Ga usah dibikin repot dengan ajaran-ajaran baru. Saudaramu ini sangat sayang dan cinta kepadamu, maka dari itulah muncul tulisan ini.  · 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar