Suatu
hari seorang wanita duduk santai bersama suaminya , pernikahan mereka
berumur 21 tahun, mereka mulai bercakap dan ia bertanya pada suaminya, ”
Tidakkah engkau ingin keluar makan malam bersama seorang wanita?”.
Suaminya kaget dan berkata,” Siapa? Saya tak memiliki anak juga
saudara”. Wanita itupun kembali berkata,” Bersama seorang wanita yang
selama 21 tahun tak pernah kau temani makan malam”.
Tahukah kalian siapa wanita itu??
Ibunya…
Wanita
itu berkata pada suaminya, ”Selama kita bersama tak pernah engkau
bersama ibumu walau sejenak saja, hubungilah beliau, ajak makan malam
berdua..luangkan waktumu untuknya”, suaminya terlihat bingung,
seakan-akan ia lupa pada ibunya.
Maka hari itu juga ia menelpon
ibunya, menanyakan kabar dan berkata “ Ibu, gimana menurutmu jika kita
habiskan malam ini berdua, kita keluar makan malam. Saya akan menjemput
ibu, bersiaplah”.
Ibunya heran, ” Anakku, apakah terjadi sesuatu padamu?” jawabnya. ” Tidak ibu”, berulang kali sang ibu bertanya.
“ Ibu, malam ini saya ingin keluar bersamamu”.
Mengherankan! Ibunya begitu tak percaya namun sangat bahagia. “Mungkin kita bisa makan malam bersama, bagaimana menurutmu?”.
Ibunya kembali bertanya, ”Saya keluar bersamamu anakku?”
Ibunya
seorang janda, ayahnya telah lama wafat, dan anak lelakinya teringat
padanya setalah 21 tahun pernikahannya. Hal yang sangat
menggembirakannya, begitu lama waktu telah berlalu ia dalam kesendirian,
dan datanglah hari ini, anaknya menghubunginya dan mengajaknya bersama.
Seolah tak percaya, diapun bersiap jauh sebelum malam tiba. Tentu,
dengan perasaan bahagia yang meluap-luap! Ia menanti kedatangan anaknya.
Laki-laki itupun bercerita : “ Setibaku di rumah menjemput ibu, kulihat beliau berdiri di depan pintu rumah menantiku”
Wanita tua…menantinya di depan pintu!
Dan ketika beliau melihatku, segera ia naik ke mobil.
Saya
melihat wajahnya yang dipenuhi kebahagiaan, ia tertawa dan memberi
salam padaku, memeluk dan menciumku, dan berkata: “Anakku, tidak ada
seorang pun dari keluargaku..tetanggaku…yang tidak mengetahui kalau saya
keluar bersamamu malam ini, saya telah memberitahukan pada mereka
semua, dan mereka menunggu ceritaku sepulang nanti”
Lihat bagaimana jika seorang anak mengingat ibunya!
Sebuah syair berbunyi :
—-
Apakah yang harus kulakukan
agar mampu membalaskebaikanmu?
Apakah yang harus kuberikan
agar mampu membalas keutamaanmu?
Bagaimanakah kumenghitung kebaikan-kebaikanmu ?
Sungguh dia begitu banyak..sangat banyak..dan terlampau banyak!
—
Dan kami pun berangkat, sepanjang jalan saya pun bercerita dengan ibu, kami mengenang hari-hari yang lalu.
Setiba
di restoran, saya baru menyadari bahwa baju yang dikenakan ibu adalah
baju terakhir yang Ayah belikan untuknya, setelah 21 tahun saya tak
bersamanya tentu pakaian itu terlihat sangat sempit, dan saya pun terus
memperhatikan ibuku.
Kami duduk dan datanglah seorang pelayan
menanyakan menu makanan yang hendak kami makan, kulihat ibu membaca
daftar menu dan sesekali melirik kepadaku, akhirnya kufahami kalau ibuku
tak mampu lagi membaca tulisan di kertas itu. Ibuku sudah tua dan
matanya tak bisa lagi melihat dengan jelas.
Kubertanya padanya,”
Ibu, apakah engkau mau saya bacakan menunya?” Beliau segera mengiyakan
dan berkata, “ Saya mengingat sewaktu kau masih kecil dulu, saya yang
membacakan daftar menu untukmu, sekarang kau membayar utangmu
anakku..kau bacakanlah untukku”
Maka sayapun membacakan untuknya, dan demi Allah..kurasakan kebahagiaan merasuki dadaku..
Beberapa
waktu datanglah makanan pesanan kami, saya pun mulai memakannya. Tapi
ibuku tak menyentuh makanannya, beliau duduk memandangku dengan tatapan
bahagia. Karena rasa gembira beliau merasa tak selera untuk makan.
Dan
ketika selesai makan, kami pun pulang, dan sungguh, tak pernah
kurasakan kebahagian seperti ini setelah bertahun-tahun. Saya telah
melalaikan ibuku 21 tahun lamanya.
Setiba di rumah, kutanyakan padanya : “ Ibu..bagaimana menurutmu kalo kita mencari waktu lain untuk keluar lagi?”
beliau menjawab,” Saya siap kapan saja kau memintaku!”
Maka
haripun berlalu, Saya sibuk dengan pekerjaan..dengan perdagangan..dan
terdengar kabar Ibuku jatuh sakit. Dan beliau selalu menanti malam yang
telah kujanjikan. Hari terus berlalu dan sakitnya kian parah. Dan…(Ya
Allah … Astaghfirullohal al’adzim…Ibuku meninggal dan tak ada malam
kedua yang kujanjikan padanya.
Setelah beberapa hari, seorang
laki- laki menelponku, ternyata dari restoran yang dulu kudatangi
bersama ibuku. Dia berkata,” Anda dan istri Anda memiliki kursi dan
hidangan makan malam yang telah lunas” Kami pun ke restoran itu, setiba
disana..pelayan itu mengatakan bahwa Ibu telah membayar lunas makanan
untuk saya dan istri.
Dan menulis sebuah surat berbunyi :
“Anakku, sungguh saya tahu bahwa tak akan hadir bersamamu untuk KEDUA
kalinya, Namun, saya telah berjanji padamu, maka makan malamlah dengan
uangku, saya berharap istrimu telah menggantikanku untuk makan malam
bersamamu”
Saya menangis membaca surat ibuku…dimana saya selama ini ?? di mana cintaku untuk Ibu?? Selama 21 tahun…. ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar