KEISTIMEWAAN Sholat DHUHA
Sholat Dhuha..
hmmmm sebenarnya apa sih sholat dhuha itu???
Dhuha adalah sholat untuk meminta rezeki dan siapapun yang berharap untuk mendapatkan sesuatu harus mekaksanakan sholat ini, ketika seseorang tidak benar2 melakukan kesalahannya itu.
Waktu sholat Dhuha dimulai ketika bayangan matahari sepanjang galah diatas kaki langit dan terus berlanjut hingga ke garis bujur (meridian). Lebih baik lagi ditunda hingga matahari tinggi dan hari semakin panas.
Jumlah minimal raka’at sholat Dhuha adalah 2 raka’at. Yang paling sering dilakukan oleh Baginda Rasul (SAW) adalah 8 raka’at. Umm Hani menceritakan bahwa Baginda Rasul (SAW) melaksanakan 8 raka’at sholat Dhuha dan membuat taslim setiap setelah 2 rokaat.
Nah.. lalu apa sih keistimewaan dari sholat dhuha itu???...
KEISTIMEWAAN SHOLAT DHUHA :
“Setiap ruas dari anggota tubuh di antara kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat disepadankan dengan mengerjakan sholat Dhuha dua rakaat.”
(HR. Muslim dari Abu Dzar)
“Dalam diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh ruas tulang, hendaklah ia mengeluarkan satu sedekah untuk setiap ruas itu. Para sahabat bertanya, “Siapa yang mampu mengerjakan hal tersebut wahai Nabi ALLAH?” Nabi berkata, “Dahak di masjid yang engkau pendam, suatu aral yang engkau singkirkan dari jalan. Jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang sepadan, cukuplah bagimu sholat Dhuha dua rakaat.”
(HR. Abu Daud dan Ahmad dari Abu Buraidah)
Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi :
” Allah berfirman: Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (Shalat Dhuha) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya “
(HR.Hakim dan Thabrani).
Ya Allah… Jadikan hamba sebagai hamba-Mu yang selalu mengagungkan-Mu. Jangan pernah engkau lupakan hamba-Mu ini akan karunia yang telah Engkau berikan. Dan janganlah Engkau rela hamba menumpuk hutang kepada-Mu, karena sesungguhnya hamba tak kan sanggup untuk membayarnya.
Yuk saudara-saudaraku muslimin dan muslimah marilah mulai sekarang kita menjalankan sholat dhuha !!!!!
Kemuliaan dan Keutamaan Orang Yang Shalat Dhuha
shalat dhuhaFlexmedia - Orang yang suka memulai di pagi harinya dengan menyebut dan mengagungkan Allah dengan melakukan shalat dhuha yakni shalat sunnat dua rakaat sekali, dua kali, tiga kali atau empat kali sesudah naik matahari kira-kira antara jam 7 sampai dengan jam 11, Allah SWT akan menjamin baginya dengan jaminan istimewa di dunia dan akhirat.
Perbuatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW selama hidupnya, sebagaimana beberapa keterangan antara lain :
“Telah berkata Abu Huraerah : Kekasih saya, (Nabi Muhammad SAW) telah berwasiat tiga perkara kepada saya, yaitu puasa tiga hari tiap-tiap bulan, sembahyang dhuha dua rakaat dan sembahyang witir sebelum tidur”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari Muslim).
“Ada orang bertanya kepada Aisyah : Adakah Rasulullah SAW sembahyang dhuha? Jawabnya : Ada, empat rakaat, dan terkadang ia tambah yang dikehendaki oleh Allah”. (H.R. Muslim).
“Telah berkata Ummu Hani : Rasulullah SAW pernah pergi mandi, dan dilindungi oleh Fatimah, kemudian ia ambil kainnya, lalu berselimut dengan itu, kemudian ia sembahyang delapan rakaat, sembahyang Dhuha”. (Riwayat Bukhari Muslim 318 – Pengajaran Shalat).
Memang SHALAT DHUHA merupakan keistimewaan yang luar biasa, sebab manusia akan merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang tanggung untuk berangkat kerja atau sedang kerja (sekitar jam 7 hingga jam 11), dia menyempatkan diri dulu buat melakukan shalat sunnat tersebut.
Padahal dirasa berat hanyalah apabila belum biasa dan belum tahu keistimewaannya. Lain halnya dengan orang yang sudah tahu keistimewaannya dan imannya pun cukup kuat, tentu walau bagaimanapun keadaannya, apakah dia mau berangkat, ataukah sedang dikantor, tentu ia mengutamakan shalat itu barang sebentar, ia merasa sayang akan keutamaan ridha Allah yang ada pada shalat tersebut.
Keutamaan shalat DHUHA dalam pahalanya memadai buat mensucikan seluruh anggota tubuh yang padanya ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya. Sebagimana keterangan Rasulullah SAW bahwa setiap persendian itu ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya. Sedang dengan tasbih, tahmid, takbir dan amar ma’ruf nahyil munkar, cukuplah memadai buat kafarat kepada haq tersebut. Tapi semua itu cukuplah memadai dengan shalat DHUHA dua rakaat :
“Dari Abu Huraerah ridliyallhu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda : Pada tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah (bacaanya : SUBHANALLAH/MAHA SUCI ALLAH, ALHAMDULILLAH/SEGALA PUJI BAGI ALLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU/TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, ALLHU AKBAR/ALLAH MAHA BESAR), setiap amar ma’ruf nahyil munkar itu shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu dengan memperkuat/melakukan dua rakaat shalat dhuha” (Riwayat Muslim – Dalilil Falihin Juz III, hal 627).
Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa shalat empat rakaat dipagi hari, Allah bakal menjamin dan mencukupkan segalanya dengan limpahan barakah sepanjang hari itu, sehingga bathinpun akan terasa damai walau apapun tantangan hidup yang merongrong, karena dia telah sadar semua itu ketetapan Allah :
“Hai anak Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat rakaat pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Ya’la).
Dengan lafadz lain berbunyi :
“Hai anak Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat pada pagi hari, aku akan mencukupimu sepanjang hari itu” (Riwayat Ahmad dari Abi Murrah).
Coba renungkankan isi daripada do’a setelah shalat dhuha itu, nadanya seolah-olah memaksa untuk diperkenankan oleh Allah. Dan memang demikianlah lafadz do’a tersebut diajarkan oleh Rasulullah SAW :
“Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha (milik) Mu, kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan (milik) Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik) Mu, dan perlindungan itu perlindungan Mu”.
Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah (berlafadz perintah), dan jika ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang shaleh”.
Itulah keistimewaan dan keutamaan shalat DHUHA, didunia memberikan keberkahan hidup kepada pelakunya, diakheratpun /di hari kiamat orang itu dipanggil/dicari Tuhan untuk dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana sabda Nya didalam hadits qudsi :
“Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah”. (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)
Sholat Dhuha..
hmmmm sebenarnya apa sih sholat dhuha itu???
Dhuha adalah sholat untuk meminta rezeki dan siapapun yang berharap untuk mendapatkan sesuatu harus mekaksanakan sholat ini, ketika seseorang tidak benar2 melakukan kesalahannya itu.
Waktu sholat Dhuha dimulai ketika bayangan matahari sepanjang galah diatas kaki langit dan terus berlanjut hingga ke garis bujur (meridian). Lebih baik lagi ditunda hingga matahari tinggi dan hari semakin panas.
Jumlah minimal raka’at sholat Dhuha adalah 2 raka’at. Yang paling sering dilakukan oleh Baginda Rasul (SAW) adalah 8 raka’at. Umm Hani menceritakan bahwa Baginda Rasul (SAW) melaksanakan 8 raka’at sholat Dhuha dan membuat taslim setiap setelah 2 rokaat.
Nah.. lalu apa sih keistimewaan dari sholat dhuha itu???...
KEISTIMEWAAN SHOLAT DHUHA :
“Setiap ruas dari anggota tubuh di antara kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat disepadankan dengan mengerjakan sholat Dhuha dua rakaat.”
(HR. Muslim dari Abu Dzar)
“Dalam diri manusia terdapat tiga ratus enam puluh ruas tulang, hendaklah ia mengeluarkan satu sedekah untuk setiap ruas itu. Para sahabat bertanya, “Siapa yang mampu mengerjakan hal tersebut wahai Nabi ALLAH?” Nabi berkata, “Dahak di masjid yang engkau pendam, suatu aral yang engkau singkirkan dari jalan. Jika kamu tidak mendapatkan sesuatu yang sepadan, cukuplah bagimu sholat Dhuha dua rakaat.”
(HR. Abu Daud dan Ahmad dari Abu Buraidah)
Shalat Dhuha lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi :
” Allah berfirman: Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (Shalat Dhuha) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya “
(HR.Hakim dan Thabrani).
Ya Allah… Jadikan hamba sebagai hamba-Mu yang selalu mengagungkan-Mu. Jangan pernah engkau lupakan hamba-Mu ini akan karunia yang telah Engkau berikan. Dan janganlah Engkau rela hamba menumpuk hutang kepada-Mu, karena sesungguhnya hamba tak kan sanggup untuk membayarnya.
Yuk saudara-saudaraku muslimin dan muslimah marilah mulai sekarang kita menjalankan sholat dhuha !!!!!
Kemuliaan dan Keutamaan Orang Yang Shalat Dhuha
shalat dhuhaFlexmedia - Orang yang suka memulai di pagi harinya dengan menyebut dan mengagungkan Allah dengan melakukan shalat dhuha yakni shalat sunnat dua rakaat sekali, dua kali, tiga kali atau empat kali sesudah naik matahari kira-kira antara jam 7 sampai dengan jam 11, Allah SWT akan menjamin baginya dengan jaminan istimewa di dunia dan akhirat.
Perbuatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW selama hidupnya, sebagaimana beberapa keterangan antara lain :
“Telah berkata Abu Huraerah : Kekasih saya, (Nabi Muhammad SAW) telah berwasiat tiga perkara kepada saya, yaitu puasa tiga hari tiap-tiap bulan, sembahyang dhuha dua rakaat dan sembahyang witir sebelum tidur”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari Muslim).
“Ada orang bertanya kepada Aisyah : Adakah Rasulullah SAW sembahyang dhuha? Jawabnya : Ada, empat rakaat, dan terkadang ia tambah yang dikehendaki oleh Allah”. (H.R. Muslim).
“Telah berkata Ummu Hani : Rasulullah SAW pernah pergi mandi, dan dilindungi oleh Fatimah, kemudian ia ambil kainnya, lalu berselimut dengan itu, kemudian ia sembahyang delapan rakaat, sembahyang Dhuha”. (Riwayat Bukhari Muslim 318 – Pengajaran Shalat).
Memang SHALAT DHUHA merupakan keistimewaan yang luar biasa, sebab manusia akan merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang tanggung untuk berangkat kerja atau sedang kerja (sekitar jam 7 hingga jam 11), dia menyempatkan diri dulu buat melakukan shalat sunnat tersebut.
Padahal dirasa berat hanyalah apabila belum biasa dan belum tahu keistimewaannya. Lain halnya dengan orang yang sudah tahu keistimewaannya dan imannya pun cukup kuat, tentu walau bagaimanapun keadaannya, apakah dia mau berangkat, ataukah sedang dikantor, tentu ia mengutamakan shalat itu barang sebentar, ia merasa sayang akan keutamaan ridha Allah yang ada pada shalat tersebut.
Keutamaan shalat DHUHA dalam pahalanya memadai buat mensucikan seluruh anggota tubuh yang padanya ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya. Sebagimana keterangan Rasulullah SAW bahwa setiap persendian itu ada hak untuk dikeluarkan shadaqahnya. Sedang dengan tasbih, tahmid, takbir dan amar ma’ruf nahyil munkar, cukuplah memadai buat kafarat kepada haq tersebut. Tapi semua itu cukuplah memadai dengan shalat DHUHA dua rakaat :
“Dari Abu Huraerah ridliyallhu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda : Pada tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah (bacaanya : SUBHANALLAH/MAHA SUCI ALLAH, ALHAMDULILLAH/SEGALA PUJI BAGI ALLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU/TIADA TUHAN SELAIN ALLAH, ALLHU AKBAR/ALLAH MAHA BESAR), setiap amar ma’ruf nahyil munkar itu shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu dengan memperkuat/melakukan dua rakaat shalat dhuha” (Riwayat Muslim – Dalilil Falihin Juz III, hal 627).
Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa shalat empat rakaat dipagi hari, Allah bakal menjamin dan mencukupkan segalanya dengan limpahan barakah sepanjang hari itu, sehingga bathinpun akan terasa damai walau apapun tantangan hidup yang merongrong, karena dia telah sadar semua itu ketetapan Allah :
“Hai anak Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat rakaat pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Ya’la).
Dengan lafadz lain berbunyi :
“Hai anak Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat pada pagi hari, aku akan mencukupimu sepanjang hari itu” (Riwayat Ahmad dari Abi Murrah).
Coba renungkankan isi daripada do’a setelah shalat dhuha itu, nadanya seolah-olah memaksa untuk diperkenankan oleh Allah. Dan memang demikianlah lafadz do’a tersebut diajarkan oleh Rasulullah SAW :
“Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha (milik) Mu, kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan (milik) Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik) Mu, dan perlindungan itu perlindungan Mu”.
Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah (berlafadz perintah), dan jika ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang shaleh”.
Itulah keistimewaan dan keutamaan shalat DHUHA, didunia memberikan keberkahan hidup kepada pelakunya, diakheratpun /di hari kiamat orang itu dipanggil/dicari Tuhan untuk dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana sabda Nya didalam hadits qudsi :
“Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah”. (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346).
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar