Sudah
kita ketahui bahwa termasuk adab terhadap Rasulullah adalah tidak
meninggikan suara kita melebihi dari suara Nabi. Bahkan meninggikan
suara kita melebihi dari suara Nabi merupakan keharaman dan dapat
memusnahkan amalan2 kita. Namun apa yang diperbuat oleh Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau menghadapi seseorang …yang
memanggil beliau atau bersuara dengan suara yang keras/tinggi?
Maka
beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab panggilan itu dengan suara
yang lebih tinggi/keras lagi dari suara orang tersebut. Salah satu
hikmahnya adalah, agar orang tersebut tidak terkena dosa akibat
perbuatannya itu….Subhanallah…
Dari Zirr bin Hubaisy, ia berkata:
“Saya datang kepada Shafwan bin `Assal radhiyallahu anhu untuk
menanyakan tentang mengusap kedua sepatu, kemudian dia bertanya: “Ada
apa kamu datang ke sini wahai Zirr?” Saya menjawab: “Untuk mencari
ilmu”. la berkata: “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya bagi
orang yang mencari ilmu karena senang terhadap apa yang dicarinya”. Saya
berkata: “Bahwasanya saya masih belum jelas betul tentang cara mengusap
kedua sepatu sesudah BAB dan kencing sedangkan engkau adalah salah
seorang di antara sahabat-sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam maka
saya datang ke sini untuk menanyakan kepadamu, apakah engkau pernah
mendengar beliau menjelaskan masalah itu?” la menjawab: “Betul, beliau
menyuruh kami bila dalam perjalanan atau dalam bepergian supaya tidak
melepas sepatu selama tiga hari tiga malam kecuali karena janabah;
tetapi kalau hanya BAB, kencing atau tidur tidak perlu dilepas”.
Saya
bertanya lagi: “Apakah engkau pernah mendengar beliau menceritakan
tentang cinta?” la menjawab: “Betul, kami pernah bersama-sama dengan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam salah satu perjalanan
kemudian tiba-tiba ada seorang Badui memanggil dengan suara keras:
“Wahai Muhammad”, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
menjawabnya dengan suara keras juga menyerupai suaranya: “Haum”. Maka
saya berkata kepada orang Badui itu: “Coba rendahkanlah suaramu karena
engkau berhadapan dengan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dan engkau
benar-benar dilarang berkata seperti itu”. Orang Badui itu berkata:
“Demi Allah, saya tidak bisa merendahkan suara”. Dan orang Badui itu
berkata lagi: “Bagaimana seseorang mencinta sekelompok orang, tetapi ia
tidak boleh berkumpul bersamanya?” Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
lantas bersabda: “Seseorang itu akan bersama-sama orang yang dicintainya
nanti pada hari kiamat”.
Beliau selalu bercerita kepada kami
sampai akhirnya beliau menceritakan tentang sebuah pintu yang berada di
sebelah barat di mana pintu itu sangat lebar sekali atau seandainya
seseorang akan berjalan pada pintu itu maka ia akan berjalan selama 40
atau 70 tahun lamanya”. Sufyan, salah seorang perawi dari daerah Syria
mengatakan bahwa Allah Ta’ala menciptakan pintu itu bersamaan dengan la
menciptakan langit dan bumi; pintu itu senantiasa terbuka untuk menerima
taubat, tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari arah barat
(sebelum hari kiamat)”. (Riwayat At Turmudzy dan yang lain la
mengatakan: Hadits Hasan Shahih).
Maka, apakah dengan sikap kita
terhadap orang awam akan malah membuat orang awam itu semakin menambah
dosa-dosanya, bahkan lari dari kita?…
Adalah Tsabit bin Qais, ia
adalah juru bicara Rasulullah dan juru bicara Islam. Kalimat dan
kata-kata yang keluar dari mulutnya kuat, padat, keras, tegas dan
mempesonakan.
Sewaktu turun ayat mulia: “Sesungguhnya Allah tidak suka pada setiap orang yang congkak dan sombong.” (QS Luqman [31]:18),
Tsabit
menutup pintu rumahnya dan duduk menangis. Lama dia terperanjak begitu
saja, sehingga sampai beritanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassalam yang segera memanggilnya dan menanyainya. Maka kata Tsabit, “Ya
Rasulallah, aku senang kepada pakaian yang indah, dan kasut yang bagus,
dan sungguh aku takut dengan ini akan menjadi orang yang congkak dan
sombong!” Bicaranya itu dijawab oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam
sambil tertawa senang, “Engkau tidaklah termasuk dalam golongan mereka
itu, bahkan engkau hidup dengan kebaikan, dan mati dengan kebaikan, dan
engkau akan masuk surga!”
Dan sewaktu turun firman Allah Ta’ala:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian angkat suara melebihi
suara Nabi, dan jangan kalian berkata kepada Nabi dengan suara keras
sebagaimana kerasnya suara sebahagian kalian terhadap sebahagian yang
lainnya, karena dengan demikian amalan kalian akan gugur, sedang kalian
tidak menyadarinya!” (QS Al-Hujurat: 2),
Tsabit menutup pintu
rumahnya lagi, lalu menangis. Rasul mencarinya dan menanyakan tentang
dirinya, kemudian mengirimkan seseorang untuk memanggilnya. Dan Tsabit
pun datanglah.
Rasulullah menanyainya mengapa tidak kelihatan
muncul, yang dijawabnya, “Sesungguhnya aku ini seorang manusia yang
keras suaranya, dan sesungguhnya aku pernah meninggikan suaraku dari
suaramu wahai Rasulullah! Karena itu tentulah amalanku menjadi gugur dan
aku termasuk penduduk neraka!”
Rasulullah pun menjawabnya,
“Engkau tidaklah termasuk salah seorang di antara mereka bahkan engkau
hidup terpuji, dan nanti akan berperang sampai syahid, hingga Allah
bakal memasukkanmu ke dalam surga!” ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar