Guru kami, Syaikh Nashir al Jizany bercerita kepada kami ketika beliau mengisi kajian tentang definisi Ihsan. Beliau berkata,
Adalah
seorang pemuda yang shalih dan miskin. Pemuda itu bekerja di sebuah
perkebunan anggur yang sangat luas. Perkebunan itu milik seorang yang
kaya raya dan terpandang. Suatu hari pemilik kebun itu atau sang majikan
datang berkunjung ke kebun anggur miliknya untuk melihat-lihat kebunnya
dan mengontrol para pekerjanya. Setelah melihat-lihat, maka sang
majikan beristirahat. Sang majikan lalu memanggil salah seorang
pekerjanya, yaitu si pemuda itu dan berkata kepadanya, “Wahai
fulan!…Ambilkan saya buah anggur yang paling bagus kualitasnya dan
manis!”
Kemudian si pemuda itu pergi mengambil buah anggur untuk
majikannya. Tidak lama kemudian pemuda itu datang dengan membawa
beberapa buah anggur untuk majikannya. Sang majikan lalu memakan buah
anggur itu. Namun tiba-tiba sang majikan memuntahkan buah anggur yang
dimakannya, dan berkata kepada pemuda itu dengan nada marah, “Buah
anggur apa ini??! Rasanya masam dan tidak enak!! Sudah kukatakan ambil
buah anggur yang paling bagus kualitasnya, tapi kenapa kamu ambil buah
anggur yang masih mentah seperti ini??”
Pemuda itu berkata, “Maafkan saya tuan, saya sebenarnya tidak tahu mana anggur yang berkualitas baik dan mana yang jelek.”
Sang
majikan berkata, “Bodoh kamu!! Sudah bertahun-tahun kamu kerja sama
saya tapi tidak bisa membedakan mana yang bagus dan mana yang jelek!
Ngapain saja kamu selama ini?”
Pemuda itu berkata lagi, “Maaf
tuan, saya belum pernah memakan dan mencicipi buah anggur, jadi saya
tidak bisa membedakan mana yang bagus dan mana yang jelek.”
Sang
majikan berkata, “Kenapa kamu tidak pernah memakan buah anggur dan
mencicipinya? Bukankah di kebun ini terdapat banyak buah anggur?”
Pemuda itu pun menjawab, “Maaf tuan…karena anggur2 ini bukan milik saya tuan, saya tidak berani memakannya…”
Mendengar
jawaban si pemuda itu, maka sang majikan terkejut dan kagum dengan si
pemuda itu, lalu sang majikan berkata kepada, “Tidak…tidak…!! Kalau
begitu, kamu harus menikahi putri saya…Tidak boleh tidak!!”
Akhirnya
pemuda itu mendapatkan istri yang cantik, kaya raya, dan baik, putri
dari majikannya akibat dari akhlaknya yang baik. Subhanallah… ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar